Skip to main content

[Latihan Menata Hati] Menerima Kritikan

Dalam kehidupan nyata, sangat banyak kejadian yang harus kita hadapi. Seberapa sukses kita menghadapinya adalah berbanding lurus seberapa kemampuan diri kita dan seberapa besar keyakinan kita kepada Allah.

Salah satu problem yang pasti akan dihadapi oleh siapapun adalah menerima kritikan. Mendengar kata "kritik" bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang menghinakan, menyakitkan dan merendahkan diri kita. Bahkan kebanyakan orang menganggap pengritiknya adalah musuh.
Akibatnya, jika sebuah kritik terlontar maka yang terjadi adalah permusuhan atau paling tidak perbedaan pendapat yang menegangkan. Ini tidaklah salah, karena setiap manusia membutuhkan rasa aman. Jika perasaan aman itu terganggu maka muncullah perlawanan. Tapi keuntungan apa yang akan kita dapatkan dari permusuhan ini?
Bagi orang-orang yang sedang memperbaiki diri, kritikan justru bisa memicu dirinya untuk menjadi lebih baik. Mereka tidak mau menghabiskan energinya untuk melampiaskan kekecewaan hatinya. Justru mereka sibuk mencari hikmah dan segera diterapkan dalam dirinya agar terjadi percepatan perubahan yang sangat nyata.
Bagaimana jika kritikan itu merendahkan diri kita? Ah, sebenarnya kalau kita mau jujur, kita adalah lebih rendah dari isi kritikan itu. Kita merasa direndahkan oleh kritikan karena kita merasa tinggi dan mulia. Justru merasa mulialah yang akan menjerumuskan kita ke neraka.
Bagaimana jika kritikan itu disampaikan bukan pada saat yang tepat? Kita tidak akan pernah merasa tepat menerima kritikan. Kita lebih siap dipuji daripada dikritik. Jikalau ada orang lain yang kita minta untuk mengritik, jarang-jarang mereka segera mengatakannya pada saat kita minta. Kalaupun dikatakan, maka sangat halus menyampaikannya. Justru pada saat kita tidak siap, maka itulah kritikan yang asli. Bisa jadi kritikan ini lebih mirip dengan keadaan kita yang sebenarnya.
Bagaimana jika cara menyampaikannya dengan cara yang kurang baik? Kita tidak perlu protes. Bukankah mereka berbicara dengan mulut mereka sendiri? Bukankah idenya muncul dari pikiran mereka sendiri? Kita tidak berhak untuk mengatur orang lain untuk bertindak seperti yang kita inginkan. Biarkan saja mereka berbicara dan kita meraih hikmahnya.
Bagaimana jika yang mengritik adalah orang yang kita cintai? Justru itulah bukti cinta tulus mereka kepada kita. Mereka ingin menyelamatkan kita dari malapetaka dengan kritikan itu. Justru merekalah sahabat sejati kita. Mereka telah merelakan dirinya menjadi cermin bagi kita. Bukankah cermin adalah mahluk paling jujur yang menggambarkan obyek di dekatnya?
Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan?
  1. Jangan sekali-kali membantah kritikan itu, biarkan ia tertumpah. Jika kita membantahnya, maka ibarat aliran alir di sungai yang deras dan kita membendungnya. Maka yang terjadi adalah seperti bendungan jebol atau paling tidak, air meluap ke mana-mana.
  2. Dengarkan sampai tuntas dan akui bahwa kritikan itu benar. Ucapkan terima kasih kepada yang menyampaikannya. Ini tidak begitu mudah, tapi justru di sinilah salah satu tolok ukur kualitas diri kita.
  3. Berikan maaf dan kirim do'a kebaikan bagi pengritik itu. Inilah tindakan yang terpuji. Memberikan maaf dan mendoakan adalah bagian dari amal sholeh kita, jika dilakukan dengan penuh keihlasan.
Saudaraku, mungkin tidak sesederhana dan semudah itu kita lakukan. Tapi apalah gunanya kita bergelut dengan kritikan sehingga kita kehilangan kesempatan untuk melakukan amal sholeh lainnya? Lebih baik kita ubah energi marah kita menjadi energi perbaikan diri. Jawaban terbaik untuk kritikan adalah perbaikan diri. Tidak pernah merugi orang-orang yang selalu memperbaiki diri, insya Allah.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
image from: www.christart.com

Comments

Popular posts from this blog

Lowongan Kerja di PT PASIFIK SATELIT NUSANTARA

Artikel ini berasal dari rekan Kurniawan Edy, ST yang berminat dan memiliki spesifikasi seperti pengumuman lowongan kerja dibawah ini bisa mendaftarkan diri..semoga beruntung..!! PASIFIK SATELIT NUSANTARA, PT Company Description URGENTLY REQUIRED PT. Pasifik Satelit Nusantara is Indonesia is first private satellite telecommunications company and one of the leading satellite companies in Asia Pacific region. Headquartered in Indonesia , the Company is focused on becoming a fully integrated provider of satellite based telecommunication products and services in the region. Due to the Company is rapidly expanding business; we invite young, energetic and talented person to join our professional team as : Engineer Staff (Eng) Requirements : * Minimum holds a Sarjana Strata 1 Degree majoring in Electrical Engineering/ Telecommunicatio n * Engineering from reputable university. * Less than 27 years old * Willing to be located on Cikarang office on shift-based working hours Please send your rec

EPIC MATCH..!!! (Video FUTSAL ALUMNI SMA 4 KENDARI 2018)

Foto bersama angkatan 99 & 2000 Ini merupakan video dokumentasi pertandingan futsal alumni SMA 4 Kendari tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Alumni tahun 2011 dipertengahan Juni 2018 lalu, dibabak penyisihan Tim Futsal angkatan '03, '00 dan '99 bertemu dalam satu grup, dan yang selalu menarik adalah pertemuan dua alumni terlawas dalam kompetisi tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, kecuali tahun 2017 angkatan 97 jadi yang terlawas.. walaupun masuk kategori terlawas '99ers tetap terlihat lebih "Fresh" dipertemuan ini, bahkan ketika mereka bertemu dengan angkatan '03 sekalipun. 😂😂😂

BONEKA dan Uang 1 Milyar

Artikel berikut adalah email kiriman dari Sdr Ikhdar yang menurut saya pantas buat dibaca juga oleh Reader blog ini, sayang asal muasal artikel ini tidak dicantumkan tapi walaupun begitu semoga membawa manfaat setelah membacanya BONEKA dan Uang 1 Milyar Seorang pria dan wanita telah menikah selama lebih dari 60 tahun. Mereka saling berbagi apa saja. Mereka berbincang tentang apa saja. Mereka tidak menyimpan rahasia satu dari yang lain, kecuali bahwa wanita tua itu mempunyai sebuah kotak sepatu di lemari pakaiannya yang dia katakan kepada suaminya untuk tidak sekali2 membukanya atau bahkan menanyakan tentang barang itu kepadanya.