Kakak Pulang sekolah Jalan Kaki, Adik Naik Kendaraan Sewa
"Kalo sore tidak ada kegiatan sekolah biasanya saya bantu ibu jualan diwarung. Setalah tiba pada malam hari saya belajar atau kerja PR. Kalau sudah pagi, buat teh untuk keluarga dan setelahnya baru berangkat sekolah". Ini hanya salah satu potongan aktivitas Wa Efis Amalia, salah satu dari keempat penerima beasiswa 99'ers SMAN 4 Kendari Scholarship. Perempuan ini cukup ramah dengan orang lain yang baru dikenalnya. Tutur katanya ketika ditanya tak jauh beda dengan kebanyakan pria cerdas pada umumnya, lugas tegas dan meyakinkan. Mungkin cukup aneh kedengarannya untuk perempuan yang punya umur belasan seperti dia. Ia berbicara layaknya lidah orang dewasa. Kemampuannya mendiskripsikan sesuatu yang ada diotaknya seperti halnya seorang pengamat komunukasi Effendy Gazali atau politikus ulung Andy Malarangeng. Usut punya usut, ternyata perempuan berjilbab ini pernah menjadi pimpinan organisasi sekolah atau yang lebih dikenal dengan ketua OSIS ketika masih menginjak SMP.
Penampilannya jauh dari kesan glamour seperti kebanyakan siswi lainnya ataupun teman sekelas pada khususnya. Tak sedikitpun terlintas memikirkan hal-hal yang sifatnya hedonis atau hura-hura belaka. Baginya yang terpenting adalah belajar dan membantu orang tua. Mungkin ia tidak terlalu fokus pada penampilannya secara fisik tapi otaknya bisa dikatakan cukup glamour untuk ilmu pengetahuan. Kemampuannya tidak hanya sampai diruangan kelas saja. Prestasinya sudah menjalar sampai tingkat Kota Kendari. Kejuaraan se-Sultra pun pernah digeluti. Hasilnya juara satu lomba gebyar matematika sains. Ini mungkin prestasi paling menonjol dari sekian lomba yang diikutinya.
Dari sekian banyak deretan prestasi yang ditorehkan, ternyata siswa yang duduk di bangku kelas X-3 ini mempunyai kisah hidup yang cukup pelik. Rumahnya dihuni enam kepala, dua orang tua dan empat anak. Efis Amalia sendiri berdiri sebagai anak kedua. Kakaknya sekolah ditempat yang sama namun satu tingkat diatasnya, berjenis kelamin lak-laki. Ayahnya seorang sarjana, tapi tidak mempunyai pekerjaan tetap. Wiraswasta ditekuni untuk untuk mengejar rupiah dan mengepulkan asap dapur. Sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Hidup dengan hasil buah tangan pas-pasan membuat orang tuanya harus berpikir lebih keras untuk berjuang menyekolahkan anak-anaknya. Demi meringankan beban orang tua, kakaknya rela berjalan kaki pulang kerumahnya di Jalan Bahagia kelurahan Lepo-lepo atau diupayakan hanya sekali naik kendaraan sewa yang sebelumnya dua kali. Caranya dengan berjalan kaki sampai pemberhentian terakhir atau terminal kendaraan jurusan baruga di wua-wua, dari situ kemudian baru naik kendaraan angkutan umum yang akan melintas didepan rumahnya. Sementara Efis menggunakan kendaraan sewa dari lantai depan sekolah hingga di halaman rumahnya, karena mengingat dia adalah seorang perempuan.
Kalau melihat kondisi SMAN 4 Kendari sekarang tentu sudah banyak mengalami perubahan. Terkhusus kepada siswa, sudah banyak yang tidak menggunakan kendaraan umum berangkat ke sekolah. Mayoritas sudah memakai kendaraan pribadi khususnya sepeda motor. Halaman sekolah yang dulunya diberdayakan untuk tanaman rerumputan kini sudah menjadi tempat parkir. Saking banyaknya siswa yang punya kendaraan, lahan tersedia pun sudah tidak mencukupi. Jadi dimanapun, asal bukan didepan kelas dan tempat upacara dijadikan lokasi parkir. Ini pemandangan yang cukup ironis, ditengah melubernya motor pribadi dihalaman sekolah masih ada juga siswa berjalan hingga belasan kilometer.
Beratnya tanggungan yang dibebankan orang tuanya tidak hanya sebatas membiayai anaknya pulang dan pergi sekolah. Pembayaran yang menyentuh angka jutaan juga harus dilakukan. Pertama untuk masuk sekolah sendiri harus merogoh kantong senilai 1 juta lebih. kedua biaya bimbingan primagama dengan angka 1,8 juta. Ini tentu belum termasuk uang buku dan pakaian sekolah. Jangan sangka dengan mampu membayar senilai jutaan tersebut berarti orang tuanya mampu. Tidak seperti itu ceritanya. Orang tuanya harus bekerja keras membanting tulang hingga kulit berkerut untuk mendapatkan lembaran rupiah tersebut.
Apa yang diperjuangkan orang tuanya untuk membiayai pendidikan Efis tidak sia-sia. Air keringat yang jatuh ke tanah mengalirkan dahaga kepuasan. Cahaya itu akhirnya datang menyinari jalan kehidupan. Efis membarikan sinyal kebanggan kepada orang tuanya dengan mengantongi lebih banyak trophy juara. Tidak hanya itu perolehan nilai akademik yang gemilang di sekolah bisa membuat malaikat mengacungkan jempol. "Sejak SMP sampai sekarang dia juara satu terus. Bahkan efis dapat juara umum disekolah terus dari dulu," kata Riska, teman dekatnya sejaka duduk dibangku SMP.
Senin (12/10/09) beasiswa 99'ers SMAN 4 Scholarship diserahkan. Empat siswa penerima beasiswa sudah datang. Dari salah satu sudut sekolah mereka duduk menunggu, salah satunya adalah Efis. Hanya dia yang berjenis kelamin perempuan. Di telapak tangan tim dari alumni 99 sudah menggenggam empat lembar amplop yang berisikan lembaran uang. Amplop itu akan diserahkan kepada empat siswa tersebut. Sekiranya penerimaan akan digelar pada saat upacara bendera yang kebetulan dihadiri Bapak Walikota Kendari Ir.Asrun. Namun karena sesuatu dan lain hal akhirnya tidak terselenggara. Kepala SMAN 4 Kendari Muh. Ali sempat menyayangkan tidak diserahkan pada saat upacara, karena menurutnya itu adalah momen terbaik.
Akhirnya penyerahan beasiswa diserahkan didalam ruangan kelas Tiga IPA 2. Pada saat itu siswa sedang melakukan proses belajar mengajar. Karena uang ini harus jatuh ditangan mereka berempat, maka dengan terpaksa diserahkan secara simbolis dan disaksikan siswa kelas itu saja. Tapi bagaimanapun prosesnya tidak menjadi masalah. Yang terpenting mereka yang berprestasi dan berhak mendapat beasiswa ini sudah membuka senyumnya. Disitulah juga letak kebahagian dan kepuasaan alumni 99 ketika bisa membuat orang tersenyum karena perbuatan kita.
Mungkin dengan hadirnya '99ers SMAN 4 Kendari Scholarship tersebut bisa juga membuka lebar senyum putri La Buni dan Arfia ini. Menyelesaikan masalahnya dengan beasiswa tersebut mungkin tidak akan pernah, tapi untuk mengurangi beban masalah, itu sudah pasti. Rona senyum yang memancar tampak dari wajahnya. Ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya itu. Sampai jumpa dipenyerahan beasiswa berikutnya. Doakan kami,
(Miko Adja)
99ers 006
Makasih ilustrasinya Bro Miko... semoga dengan tulisan ini bisa membantu program amal angkatan kita..
ReplyDeleteHormatkoe
Oentoe Kendari)
99ers 009
Kok saya juga merasa tersentuh. Saya baru sadar setelah baca di blog ini...
ReplyDeleteMiko Adja
trima kasih buat rekans 99ers khususnya yang sempat berdomisili dikendari krn sudah melaksanakannya sesuaui dengan harapan dan mudah-mudahn ini tidak berhenti sampai disini saja titip pesan buat rekans alumnus smu 4 kendari dan khususnya 99ers masih banyak adik-adik kita yang sangat membutuhkan bantuan dan saya yakin bahwa kita semua masih bisa membantu mereka ...
ReplyDeletenb : pelaksanaan penyerahan berikut kapan ya ??persiapan kita sudah sejauh mana ya ??
thanks
Amanzh Ramly
Kota cengkeh
@ Amanzh:
ReplyDeleteThanks sudah mampir bro.. Insya Allah awal Semester ini kita akan menggelontorkan beasiswa tahap kedua. Waktu Penyerahan kami akan serahkan ke pihak sekolah untuk menindak lanjuti.
Mudahan-mudahan Bro Aman Bisa ikut dalam proses penyerahan tahap kedua nanti...
Rajin-rajin saja mampir untuk update informasi Bro...
Kapan ya tahap 2 nya ??? kalau bisa diatur pas kita pada mudik semuanya heheheeeeee
ReplyDeleteRegards
Amanzh
Kota Cengkeh
artinya itu cuma lebaranpi lagi Bro.. Insya Allah januari or Februari kita gelontorkan lagi dana beasiswa tahap II dan semoga jumlah penerima beasiswa bisa bertambah seiring makin banyaknya rekan-rekan 99ers yang telah mengkonfirm kesediaan mereka...
ReplyDelete